Pembentukan Karakter, Fokus Utama UKT PERSINAS ASAD Banda Aceh
Banda Aceh (09/02) – Perguruan Pencak Silat Nasional (PERSINAS) ASAD Kota Banda Aceh sukses menggelar Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Tingkat II di Pantai Syiah Kuala, Banda Aceh. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Sabtu hingga Minggu, 8-9 Februari, diikuti oleh 30 peserta.
Acara ini turut dihadiri oleh Dewan Pembina Pengprov PERSINAS ASAD Aceh, H. Syafruddin, Ketua PERSINAS ASAD Aceh, Abdul Waris, Sekretaris M. Zaini, Dewan Pembina PERSINAS ASAD Kota Banda Aceh, Misroni, serta Ketua PERSINAS ASAD Kota Banda Aceh, Achmad Mu’min.
Dalam sambutannya, Dewan Pembina Pengprov PERSINAS ASAD Aceh, H. Syafruddin menegaskan bahwa UKT bukan sekadar proses peningkatan tingkatan sabuk, tetapi juga bagian dari pembinaan karakter.
“Yang utama bukan hanya kemampuan teknik bela diri, tetapi juga nilai-nilai akhlak, kejujuran, dan penerapan 29 karakter luhur dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa sehebat apa pun seorang pendekar, tanpa penerapan nilai-nilai karakter yang baik, akan sulit untuk diterima baik sebagai pesilat profesional maupun dalam kehidupan sosial masyarakat.
“Tujuan dari UKT ini adalah membentuk generasi penerus yang tidak hanya tangguh di arena pertandingan, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik di masyarakat,” lanjutnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Pengprov PERSINAS ASAD Aceh, Abdul Waris, juga menekankan pentingnya karakter luhur dalam diri setiap pesilat.
“Peserta harus selalu mengedepankan budi pekerti yang baik. Tidak boleh merasa paling hebat dan bertindak semena-mena terhadap siapapun,” tegasnya.
Ia berharap para peserta dapat menyerap ilmu yang diberikan oleh pelatih dan mengamalkannya dengan baik, serta menjunjung tinggi nilai sportivitas dan budaya dalam setiap gerakan maupun pertandingan.
“Dengan begitu, bisa menjadi teladan bagi generasi muda tentang makna pencak silat yang tidak hanya berorientasi pada kekuatan fisik, tetapi juga pada pembentukan karakter yang lebih baik,” tambahnya.
Lebih lanjut ia juga mengingatkan para pesilat yang telah naik tingkatan untuk selalu menerapkan filosofi ilmu padi.
“Semakin berisi, semakin merunduk. Ilmu yang diperoleh harus membuat kita lebih rendah hati, bukan semakin tinggi hati,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya memiliki jiwa besar dan budi pekerti luhur dalam perjalanan sebagai seorang pesilat. Menurutnya, pencak silat bukan sekadar keterampilan bertarung, tetapi juga seni membentuk karakter yang kuat dan berakhlak mulia.
“Seorang pesilat sejati tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga lembut dalam sikap dan bijak dalam bertindak,” tambahnya.
Achmad Mu’min berharap agar setiap pesilat PERSINAS ASAD dapat menjadi generasi penerus (Generus) yang tangguh dan berkarakter.
“Kalian adalah harapan masa depan. Jadilah pesilat yang tidak hanya mahir di gelanggang, tetapi juga mampu menjadi teladan di tengah masyarakat,” pungkasnya. (Mukmin)