
Surabaya (08/04) – Para ketua perguruan pencak silat di Jawa Timur menggelar Silaturahim Syawal 1446 H di Agis Resto, Surabaya, Selasa (8/4/2025) sore. Selain mempererat persaudaraan, pertemuan ini menjadi ajang bertukar pikiran guna menjaga situasi yang aman, damai, dan harmonis di Jawa Timur.
Silaturahim dihadiri oleh para pimpinan dari berbagai perguruan silat besar di Jawa Timur, antara lain PSHT, Pagar Nusa, Tapak Suci, PERSINAS ASAD, IKSPI Kera Sakti, Merpati Putih, dan Cempaka Putih.
Ketua Perwakilan Pusat PSHT Wilayah Jatim, Kangmas Hendri Sugeng Santoso, menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan menyikapi dinamika antarperguruan yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Timur.
“Situasi saat ini menunjukkan masih adanya persepsi yang keliru di tingkat akar rumput, terutama dari adik-adik kita yang belum memahami wawasan kebangsaan. Padahal, perbedaan seragam antarperguruan adalah hal yang wajar dan harus kita hormati,” ujar Hendri.
Menurutnya, perlu ada kegiatan positif antarperguruan agar para anggota muda bisa saling mengenal dan menjalin kebersamaan.
“Dengan demikian, adik-adik kita bisa rukun dan ikut menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah masing-masing,” lanjutnya.
Hendri menambahkan, hasil dari diskusi dalam pertemuan tersebut akan difinalisasi dan segera disampaikan ke tingkat kabupaten/kota untuk ditindaklanjuti oleh masing-masing pengurus daerah.
“Harapannya, perguruan pencak silat di daerah bisa menjadi pelopor kegiatan positif yang memperkuat persaudaraan lintas perguruan. Dari situ, potensi konflik bisa diminimalisir bahkan dihilangkan,” pungkasnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Pagar Nusa Jawa Timur, KH Shalahuddin Fathurahman, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap semangat silaturahim bisa ditularkan hingga tingkat bawah.
“Silaturahim ini sangat penting agar kita tetap guyub, rukun, dan kompak dalam menjaga ketertiban, keamanan, dan ketenteraman di Jawa Timur,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan seperti ini bisa diteruskan hingga ke tingkat kabupaten/kota.
“Kalau sekarang dilaksanakan di tingkat provinsi, semoga bisa diikuti oleh kabupaten dan kota. Jangan sampai ada lagi gesekan dan kesalahpahaman antarperguruan,” tambahnya.
Senada dengan itu, Ketua Pengprov PERSINAS ASAD Jawa Timur, Dedid Cahya Happyanto, menyatakan bahwa pertemuan ini menjadi sarana brainstorming untuk mencari solusi atas persoalan-persoalan yang muncul di lapangan.
“Kita memulai dari tingkat provinsi untuk memberikan teladan, agar image perguruan pencak silat di mata masyarakat bisa lebih baik ke depannya,” ujarnya.
Dedid menekankan pentingnya keteladanan dari para pengurus dan pendekar di tingkat atas kepada para anggota di daerah, terutama di level akar rumput.
“Kalau semua perguruan bisa menjalin kerja sama, meningkatkan persaudaraan, maka kita akan bisa memberi kontribusi terbaik bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tegasnya.